drag Yamaha Mio drag Tercepat di SuraBaYa
Yamaha Mio, Tercepat di SBY!
Yamaha Mio milik
Tomo Speed Shop (TSS) ini pernah tampil sebagai yang tercepat pada pentas drag
bike di Surabaya, Jawa Timur. Ketika itu catatan waktunya 7,085 detik digeber
Saipul Cibef. Namun ketika di Jogja lalu 7,106 disemplak Tony Cupank juara 2
kelas FFA matik.
Korekan mekanik Thailand ini sudah mengusung spek baru. “Seperti kruk as kerbau yang sudah punya stroke 86 mm,” jelas Tomo yang bos TSS itu.
Dipadukan dengan piston 69 mm merek LHK. “Jadinya kapasitas silinder bisa dihitung, yaitu hanya 321 cc,” terang Tomo yang memang bermuka terang dari tokonya di Jl. Bendungan Jago Raya, No. 6-7, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Untuk kepala silinder juga sudah menggunakan spek terbaru. Mengusung klep isap 35 mm dan buang 31 mm. Sedang spek lama klep isap 34 dan buang 30 mm, sama dengan kelas 300 cc.
Menurut Tomo, ruang bakarnya dibuat model dome. Rasio kompresi sekitar 12 : 1, cukup untuk trek 201 meter
Untuk suplai gas bakarnya, dirasa cukup menggunakan karburator PE 28 yang direamer abis. Lubang venturi dibabat abis sampai 34 mm. Main-jet menggunakan 135 dan pilot-jet 45.
Untuk puli depan pakai dari Yamaha Fino satu set berikut roller. Sedang puli belakang masih dipertahankan standar. “Hanya kampas kopling LHK dan per CVT 2.000 rpm,” jelas Tomo yang mau melepas Mio ini Rp 70 juta.
Piston Forging
Di soal pemilihan piston, juga dipilih produk yang lebih ringan namun lebih kuat. Oleh mekanik Thailand, juga sudah diseting menggunakan piston buatan LHK. Kelebihan piston ini sudah diproses dengan sistem forging. Sehingga dengan begitu, dinding liner bisa dibuat tipis namun kuat.
Melalui sistem forging juga membuat piston alias seher itu jadi lebih enteng. Juga mampu menambah tenaga jadi lebih jreng. Apalagi ring seher juga cukup kecil, sehingga ringan gesekan dan tidak banyak mengurangi tenaga motor.
Korekan mekanik Thailand ini sudah mengusung spek baru. “Seperti kruk as kerbau yang sudah punya stroke 86 mm,” jelas Tomo yang bos TSS itu.
Dipadukan dengan piston 69 mm merek LHK. “Jadinya kapasitas silinder bisa dihitung, yaitu hanya 321 cc,” terang Tomo yang memang bermuka terang dari tokonya di Jl. Bendungan Jago Raya, No. 6-7, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Untuk kepala silinder juga sudah menggunakan spek terbaru. Mengusung klep isap 35 mm dan buang 31 mm. Sedang spek lama klep isap 34 dan buang 30 mm, sama dengan kelas 300 cc.
Menurut Tomo, ruang bakarnya dibuat model dome. Rasio kompresi sekitar 12 : 1, cukup untuk trek 201 meter
Untuk suplai gas bakarnya, dirasa cukup menggunakan karburator PE 28 yang direamer abis. Lubang venturi dibabat abis sampai 34 mm. Main-jet menggunakan 135 dan pilot-jet 45.
Untuk puli depan pakai dari Yamaha Fino satu set berikut roller. Sedang puli belakang masih dipertahankan standar. “Hanya kampas kopling LHK dan per CVT 2.000 rpm,” jelas Tomo yang mau melepas Mio ini Rp 70 juta.
Piston Forging
Di soal pemilihan piston, juga dipilih produk yang lebih ringan namun lebih kuat. Oleh mekanik Thailand, juga sudah diseting menggunakan piston buatan LHK. Kelebihan piston ini sudah diproses dengan sistem forging. Sehingga dengan begitu, dinding liner bisa dibuat tipis namun kuat.
Melalui sistem forging juga membuat piston alias seher itu jadi lebih enteng. Juga mampu menambah tenaga jadi lebih jreng. Apalagi ring seher juga cukup kecil, sehingga ringan gesekan dan tidak banyak mengurangi tenaga motor.
Sistem
forging juga memungkinkan badan piston bisa dibuat kecil. Bagian yang
bersinggungan dengan dinding liner jadi sedikit. Semakin sedikit juga
mengurangi gesekan dengan boring.
Menurut Tomo, desain piston mirip kepunyaan Yamaha YZF. Dimensinya yang tidak tinggi pula sudah dipadukan dengan badan piston yang tidak begitu lebar. Untuk motor drag yang harus menempuh waktu singkat, aplikasi ini dirasa sangat cocok. Apalagi piston memang tidak perlu ketahanan, karena hanya menempuh jarak 201 meter.
CC Lebih Kecil
Kapasitas silinder atau cc yang dimiliki Yamaha Mio milik Tomo Speed Shop (TSS) ini memang lebih kecil. Itu jika dibanding Mio milik Miekel Tjanjanto dari MC Racing yang juara 1.
Kalau Yamaha milik MC Racing menggunakan piston diameter 71 mm dengan volume silinder 340 cc. Sedangkan milik TSS diameter piston hanya 69 mm, dengan kapasitas silinder yang hanya 321 cc.
Perbedaan diameter silinder namun tidak di soal stroke atau langkah piston. Sama menggunakan kruk as kerbau terbaru punya stroke 86 mm.
Menurut Tomo, desain piston mirip kepunyaan Yamaha YZF. Dimensinya yang tidak tinggi pula sudah dipadukan dengan badan piston yang tidak begitu lebar. Untuk motor drag yang harus menempuh waktu singkat, aplikasi ini dirasa sangat cocok. Apalagi piston memang tidak perlu ketahanan, karena hanya menempuh jarak 201 meter.
CC Lebih Kecil
Kapasitas silinder atau cc yang dimiliki Yamaha Mio milik Tomo Speed Shop (TSS) ini memang lebih kecil. Itu jika dibanding Mio milik Miekel Tjanjanto dari MC Racing yang juara 1.
Kalau Yamaha milik MC Racing menggunakan piston diameter 71 mm dengan volume silinder 340 cc. Sedangkan milik TSS diameter piston hanya 69 mm, dengan kapasitas silinder yang hanya 321 cc.
Perbedaan diameter silinder namun tidak di soal stroke atau langkah piston. Sama menggunakan kruk as kerbau terbaru punya stroke 86 mm.
0 komentar:
Post a Comment