ManiakMotor – Mesin Yamaha Jupiter Z ini macam dicetak ulang untuk menyamai mesin DOHC di drag bike. Mesin asli hanya casing atau
sebagai wadah alias mentah, karena strukturnya dibangun dari nol.
Kepala silinder misalnya, lubang-lubangnya didesain kembali untuk
melayani kapasitas 200cc. Kruk-as dan rumahnya (crankcase) yang membesar, jauh dari bentuk asli Jupiter. Boleh disebut profesor dong, tunnernya..! Bisa-bisa Yuichi Takeda, perancang Jupiter Z akan nangis bombay, walau ia orang Jepang. Kan rancangannya sudah diobrak-abrik...
Itu dia Jupie Z Pele yang tenar di lintas 201 meter yang pernah berlari 7.5 detik. Motor bermesin SOHC (single over head camcshaft) penantang dominasi Satria FU DOHC (double over head camshaft) di bebek tune-up s/d 200 cc. FU Solo, FU Kontroversi dan motor ini saling mengalahkan di kelas tersebut. “Untuk setara DOHC di kelas ini tantangannya tiga step," kata Muh. Arif Sigit ‘Pele’ Wibowo, pawang Jupiter ini dari markas Pells Racing di Boyolali, Jawa Tengah. Nah bengkelnya sudah ditulis duluan.
HEAD MENTAH
Anggap saja kepala silinder (cilinder head) Jupie bahan mentah. Lubang inlet dan outlet, termasuk rumah klep (sitting)
telah ditutup dengan las babet. Sbab nanti akan diberi klep diameter
ekstrem. Contoh saja, untuk urusan pemasangan klep 30 mm seperti di road
race sudut-sudutnya juga berubah total. Apalagi yang ini, klep in-nya 34 mm dan buang 28,5 mm.
Trik
ini jadi santapan Pele bila melongok perlengkapan bengkel Pells Racing
alias Pells Putra Pandawa. Bengkel yang sederhana namun lengkap dengan
pisau penggali metal untuk mengejar persamaan efisiensi pembakaran
setara DOHC. Makanya, brosist harus membaca spek bengkel Pells Racing di kanal sebelah.
Saat dilubangi ulang dengan pisau bubut model berdiri dan dihaluskan dengan pisau tunner, yang harus diingat adalah presisi derajat sitting klep dan curtaian area.
Ya, sederhananya ukuran dan ruang lubang-lubang sebagai lintasan bahan
bakar masuk dan buang buka-tutup klep. Kalau pakai rumus, otak sampeyan akan keriting. Pele juga saat meracik ini mesin nggak pakai rumus, hasilnya tetap kencang.
Wee..? “Tetap
pakai rumus, Mas! Tapi rumus sederhana dari Graham Bell. Terutama
penentuan diameter klep pada kepala silinder. Maka terciptalah tiga
tingkat derajat posisi lubang in dan ex, pula desain ruang bakar yang mirip bak mandi (bathub).
Saya yakin dengan model ini, debit bahan bakar akan seimbang dengan
DOHC. Memang punya kelemahan pada ratanya penyebaran bensin dibanding
DOHC,” cerita Pele.
Tingkatan sudut-sudut lubang masuk dan buang dimulai 15o dihitung dari kubah ruang bakar, lanjut 30o dan diakhiri 45o. Pakai metode ini bahan bakar dari karbu lebih singkat. Menjaga klep minyak (masuk) dan klep api (buang) saling sikut saat overlap, posisi klep ketemunya 28° untuk in dan ex 31°. Itu sesuai pengakuan Pele lho. Bukan karangan maniakmotor.com. Bila brosist meniru namun keliru, silakan mesinnya diantar ke Pele saja. Dijamin bisa, ya buktinya Jupiter Z Pele ini. Getu aje kok repot. Biarkan saja Pele yang sibuk, tapi jangan lupa dibayar.
Klep
yang dipakai kodenya EE5. Model dan ukuran dengan persamaan klep
motor, tidak ditemukan di Indonsia. Iya, mana ada klep bebek standar
diameternya 34 mm. Apalagi era sekarang yang DOHC, diameter klepnya
kecil-kecil tapi dua. Klep EE5 adalah produksi Thailand. Tapi Pele
setuju itu klep mobil. Lha, kenapa nggak dibikin jadi roda empat aja
bro, hehehe becanda.
KEM BUTA
Penggerak klep alias kem atau poros bubungan yang bahasa kerennya chamshaft sama
saja, juga peta buta. Tetapi bukan seperti para pesulap pakai tutup
mata yang ikut membutakan penonton. Noken-as menggunakan milik mobil
Honda Estilo. Lalu, dipahat durasinya 282o, kem tinggi brosist. Bila motornya hidup seperti dak-dik-duk
yang terasa di dada. Itu kalau menang saat lomba. Bila kalah, akan
terasa di otak, maksudnya harus peras otak lagi untuk bikin kem yang
bisa menumpahkan bahan bakar melawan FU yang DOHC.
Sekali lagi, pola dan profil kem bisa lebih mudah dibikin karena alat-alat sendiri yang dioperasikan sendiri. Pasti nggak sekali
jadi. Mungkin saja sudah berbatang-batang kem mobil yang pernah dicetak
dan akhirnya masuk besi kiloan. Nah di situ untungnya tukang loak, tapi
nggak papa buat dia makan.
Profil kem yang dibentuk disesuaikan dengan durasi yang dipatok di 282° tadi. Itu dari hitungan membuka 370 sebelum TMA dan menutup 650 sesudah TMA. Sedang ex membuka 65o sebelum TMB dan tertutup 370 sesudah TMB. Katanya, angka itu memberi efek nafas lebih panjang dan power band sembari kedua tangan direntangkan. Kan lebar...
Pada
rpm tinggi tidak akan terasa kehabisan nafas, powernya padat merayap.
Paling yang dirasakan si joki duduk di jok tipis geli sikit. Makin digas kian geli, sekalian saja gas pol rem blong, pasti ketawa, kan geli. “Kem Estilo hanya Rp 150 ribu. Tapi untuk urusan bikinnya saya sendiri yang menggerinda dan membubut. Bila racikannya ketemu, tinggal dicetak dengan mesin copy kem. Kalau ada yang mau pesan, boleh saja,” kekeh Pele dengan maksud promosi sambil tunjukkan puluhan kem ‘korban’ risetnya.
KRUK-AS MELEK
Berbeda dengan kem dan head yang buta. Kruk-as malah dibikin melek, maksudnya diperbesar yang tadinya sipit. Lingkar kruk-as Jupie 96
mm dipermak menjadi 102 mm. Caranya, menambal dengan ring yang tidak
dijelaskan pakai ring apa, tapi jauh dari ring tinju. Rancangan
modifikasinya mirip kruk-as Yamaha Mio drag bike versi Thailand.
Sebenarnya cara ini untuk menggeser dudukan setang piston. “Karena mengejar stroke agar
naik sesuai penggunaan piston Kawahara 66 mm. Juga bobot kruk-as lewat
naiknya kapasitas. Dengan begitu, naiknya rpm lebih tertata,” jelas Pele
dengan logat Jawa kental sembari ‘ngos-ngosan otaknya’.
Itu
maksudnya diameter bundar kruk-as yang aslinya kecil menjadi besar
alias melek yang bukan meram-melek. Sekalian melek, momen puntir pun
masih ditambah dengan bobot balancer yang 750 gram. Ya makin melotot
tetapi tidak melototi FU untuk ditantang lho. Maklum, langkah-langkah
tidak akan didapati menaikkan kapasitas sampai 200 cc pada FU.
Dudukan
setang piston disesuaikan dengan setang piston Yamaha Mio. Setang ini
lebih panjang 2 mm dari standar Jupie dan lubang dudukannya juga lebih
besar 2 mm lingkarannya. Pendeknya dengan bikin melek kruk-as dengan
kombinasi setang piston Mio menghasilkan stroke 58 mm. Bila
dihitung dengan diameter piston 66 mm hasilnya adalah 198 cc. Modal
inilah yang menggemparkan Jupiter Z Pele sebagai penantang FU di bebek
s/d 200 cc.
0 komentar:
Post a Comment