Yamaha Mio Solo Tembus 7,4 Detik
Kejutan
spesial dihadirkan tim Harmony Monster Skutik Solo yang dimotori
Bambang Pamungkas selaku manajer tim dan baru berkiprah pada Juni 2010.
Namun, seiring perkembangan signifikan dari riset yang dilakukan, maka
hingga saat ini sudah terkumpul lebih dari 15 piala dalam kategori
Matik FFA (Free For All) s/d 400 cc.
Alhasil, menjadi ancaman serius pemain-pemain lawas yang berkiprah lebih
dulu. Langkah bore-up dipastikan menjadi proritas utama pemain dragbike
matik. Seperti juga pasukan ini. “Kapasitas mesin menjadi 287,2 cc
setelah piston diganti menjadi diameter 66 mm dan strokenya 84 mm,
“terang Ismail selaku mekanik yang pede dengan sasis Titan TDR,
berbasecamp di Kleben 01/08 Gedongan, Colomadu, Karanganyar dan siap
dikontak di HP : 08121515626.
Bagaimanapun juga, upgrade silinder berlaku wajib ketika bermain di matik FFA s/d 400 cc. Tinggal selanjutnya langkah menyesuaikan arus bahan bakar. Utamanya camshaft yang menjadi part penting ketika berbicara kinerja mesin 4 tak. “Durasi berada pada 280 derajat dimana angkatan lift mampu bekerja hingga 9,6 mm, “ujar Ismail yang mengaplikasi pully milik Yamaha Fino dan roller seberat 12 gram.
Patut dicatat, sehubungan klep diadopsi milik Toyota Camry yang konstruksinya lebih kuat dan payung lebih lebar hingga valve-in mampu berada di 34 mm dan exnya 30 mm. “Karakter noken-as lebih fokus di RPM menengah hingga atas. Alhasil, harus lebih berani menggantung RPM mesin saat momen start, “tukas Stephanus Nawis, dragster asal Semarang yang dipercaya menunggangi dan memiliki best-time 7,4 detik untuk lintasan 201 meter.
Cerita selanjutnya, sehubungan pengapian lebih bertaji dengan sistem total-loss dibarengi dengan penggunaan magnet standar. “CDInya pakai kepunyaan FINO. Lebih bandel dibanding bawaan asli, “tambah Ismail yang menggunakan ban depan IRC 45/90-17 dan belakang Comet 60/80-17 dibarengi velg Machimiura masing-masing depan dan belakang selebar 120 dan 140. | ogy
Bagaimanapun juga, upgrade silinder berlaku wajib ketika bermain di matik FFA s/d 400 cc. Tinggal selanjutnya langkah menyesuaikan arus bahan bakar. Utamanya camshaft yang menjadi part penting ketika berbicara kinerja mesin 4 tak. “Durasi berada pada 280 derajat dimana angkatan lift mampu bekerja hingga 9,6 mm, “ujar Ismail yang mengaplikasi pully milik Yamaha Fino dan roller seberat 12 gram.
Patut dicatat, sehubungan klep diadopsi milik Toyota Camry yang konstruksinya lebih kuat dan payung lebih lebar hingga valve-in mampu berada di 34 mm dan exnya 30 mm. “Karakter noken-as lebih fokus di RPM menengah hingga atas. Alhasil, harus lebih berani menggantung RPM mesin saat momen start, “tukas Stephanus Nawis, dragster asal Semarang yang dipercaya menunggangi dan memiliki best-time 7,4 detik untuk lintasan 201 meter.
Cerita selanjutnya, sehubungan pengapian lebih bertaji dengan sistem total-loss dibarengi dengan penggunaan magnet standar. “CDInya pakai kepunyaan FINO. Lebih bandel dibanding bawaan asli, “tambah Ismail yang menggunakan ban depan IRC 45/90-17 dan belakang Comet 60/80-17 dibarengi velg Machimiura masing-masing depan dan belakang selebar 120 dan 140. | ogy
KARBU OPTIMAL KEIHIN PWK 33
Efek dari pembesaran silinder atau ruang bakar seperti yang tersebut
diatas, tentu saja berpengaruh pada perangkat karburator sebagai
pensuplai bahan bakar dan udara. Bertahan dengan bawaan asli dipastikan
tidak akan optimal. Logika sederhananya, tubuh yang besar membutuhkan
makanan yang lebih banyak. Setelah melalui berbagai langkah test-case,
maka perfoma karbu efektif di PWK 33 mm.
“Berdasar spek kompresi, camshaft dan pengapian, maka PWK 33 sudah mentok untuk menu lintasan 201 meter. Pernah ukurannya diperbesar, justru power di putaran bawah ngempos dan sebaliknya dengan ukuran yang lebih kecil, oke di RPM bawah namun melempem di top speed, “beber Ismail yang pede dengan perbandingan kompresi 13,2 : 1 dan magnet standar dengan sistem pengapian total-loss dan CDI by Yamaha Fino (Thailand). | ogy
SPEK KOREKAN KARBURATOR : Keihin PWK 33, MAIN JET : 135, PILOT JET : 48, PISTON : Hi-Speed (66 mm), KLEP : Toyota Camry (34/30 mm), RASIO : 17-39, V BELT : TDR, CDI : Fino, KOIL : 4 SS, KNALPOT : TDR.
“Berdasar spek kompresi, camshaft dan pengapian, maka PWK 33 sudah mentok untuk menu lintasan 201 meter. Pernah ukurannya diperbesar, justru power di putaran bawah ngempos dan sebaliknya dengan ukuran yang lebih kecil, oke di RPM bawah namun melempem di top speed, “beber Ismail yang pede dengan perbandingan kompresi 13,2 : 1 dan magnet standar dengan sistem pengapian total-loss dan CDI by Yamaha Fino (Thailand). | ogy
SPEK KOREKAN KARBURATOR : Keihin PWK 33, MAIN JET : 135, PILOT JET : 48, PISTON : Hi-Speed (66 mm), KLEP : Toyota Camry (34/30 mm), RASIO : 17-39, V BELT : TDR, CDI : Fino, KOIL : 4 SS, KNALPOT : TDR.
0 komentar:
Post a Comment