ManiakMotor – DOHC (double over heat camshaft) pada Suzuki Satria F150 yang lebih tenar FU kelebihannya mudah untuk dapat efisiensi volumetrik. Dengan dua noken-as atau camshaftnya,
ada empat lubang yang disumpal katup klep pada kepala silinder. Dua
masuk dan dua buang. Sirkulasi bahan bakar isap dan dan lepas mendekati
kapasitas, itu disebut efesiensi volumetrik, brosist. Jarang yang mendekati 80 persen efesiensinya. Salah satu penentunya inlet dan outlet,
iya! Tapi masih banyak yang lain seperti pengapian, karbu dan setting
seperti Satria FU Solo yang mengagetkan di Drag Bike 201 meter baru
lalu.
195 CC
Volumetrik sengaja atau tidak, itu yang dilacak brother
mekanik balap yang menggunakan motor bakar, bukan karung. Membesarkan
kapasitas diiringi korek ini dan itu, sama dengan mengisi volumetrik.
Seperti pengorek FU Solo dipacu Dwi Batank (Abakura Ditra Jaya) yang
melumat FU Kontroversi dan Jupiter Z Pele di Tegal, Jateng ini.
Juga kembali duuuk... menyepak keduanya di Pertamina Drag Bike Banjar Patroman, Jawa Barat, 1 – 2 Desember 2012. “Model yang saya pakai adalah overbore,
untuk rpm. Bila Batank jokinya, dia bisa kontrol tenaga 31 dk saat di
dyno,” kata Wawan Kristianto, tuner FU dari Solo, Jateng yang telah
mencetak dua kali 7.5 detik atau lebih cepat dari FU Kontroversi yang
7.6 detik. Itu didapatnya di Demak, bulan lalu.
Silinder diisi piston LHK 70 mm yang dipegang pin piston 15 mm. Diameter piston itu diikuti sumur silinder yang aslinya 62 mm. Stroke atau langkah torak dinaikkan 2 mm yang standarnya 48,8 mm. Dengan
menghitung isi silinder, hasilnya 195 cc. Persis kelas yang diikutinya
bebek tune-up s/d 200 cc. Masih kurang 5 cc sebenarnya.
Tetapi
bukan itu yang dihitung. Membengkaknya kapasitas, permintaan ruang
bakar juga berubah. Seperti di atas tadi, FU lebih mudah karena ada
empat lubang pada pale silindernya. Hitung, setiap lubang in misalnya diameternya mengikuti klep KLX250 yang dipakai. Andai klep KLX diameternya 25 mm, total lubang masuk FU Solo ini 50 mm.
Badingkan dengan SOHC (single over head camshaft),
menggiring lubang masuk jadi 33 mm saja sangat riskan. Harus tambal
sulam dengan las aluminium memermak sudut-sudut klep-nya. Salah dikit, kepala silindernya masih untung akan dibeli tukang loak.
Dengan diameter lubang
masuk 50 mm pelayanan kapasitas 195 cc akan bisa didekati. Itu yang
kata orang efesiensi volumteriknya-nya mendekati 80%. Maksudnya, bahan
bakar yang harus terbakar di ruang bakar seharusnya 156 cc. Angka ini
80% dari 195 cc. Ini pun kudu dilepas dengan bersih. Makanya, ini FU
juga pakai dua klep KLX pada lubang buang. Untuk lebih jelasnya silakan
lacak diameter klep KLX.
KARBU PWK 33
J
angan
dikira 156 cc alias efesiensi 80 persen akan didapat dengan hanya
menaikkan kapasitas dan mengorek semua lubang pernafasan. Belum, coy and boy dan amoy!
Lho, brosist ke mana? Pengiriman bahan bakar juga baru bagian dari
pelayanan volumetrik. “Saya pakai karburator PWK 33 mm. Ini sudah imbang
dengan lubang-lubang pada head,” cocor Wawan yang tetap ‘dikit-dikit’ membelokkan data modifikasinya. Tidak apa-apa itu dapurnya.
Rahasia juga bisa. Tinggal kemampuan portal ini mengolahnya dan semoga bermanfaat buat sampeyan. Saat dapat 07.565 detik di Tegal, karbu ini disetting dengan main-jet 135 dan pilot-jet 48. Sengaja ini ditulis, agar yang disebut efesiensi volumetrik bisa didapat. Mana bisa tanpa setting akan bersih ruang bakarnya. Sebenarnya saat lomba di Tegal, juga mengubah gigi rasio 4. Nah ini ada di BERITA TERKAIT.
Belum lagi cerita kem. Soal angka-angka derajatnya lihat Data Modifikasi.
Penentuannya bukan soal angka derajat terhadap kem. Tetapi menyamakan
ukuran kedua kem wajib sama. Bila tidak, jokinya sembari balap tertawa
sendiri dari balik helm, kecikikan. Begitu mau finish makin wakakak, saking gelinya akibat getaran yang berlebihan. Maklum manual teknologi dengan modal gerinda. Weeeeeeng.... itu suara gerinda.
Inti volumetrik itu, “Mengubah bahan bakar jadi energi. Semakin bersih atau tuntas pembakarannya, itu yang kita kenal sebagai power.
Derajat kem, kompresi dan pengapian bagian untuk mendekati velumetrik.
Vulometrik itu hanya ukuran cc, mm dan kg yang barhasil dibakar. Tapi
sangat jarang yang dapat 80%, kecuali seperti di MotoGP yang material
metalnya titanium dan komputerisasi semua,” timpal Om Gandhoel atau Sri
Hartanto soal volumetrik. Mekanik senior itu yang bicara karena FU Solo
ini pakai pengapian GRM, produknya dia.
Hahaha... promosi nih. Berarti FU belum 80 persen dong? Walah bisa lebih kencang lagi tuh.
0 komentar:
Post a Comment